Pengalaman Pengguna pada Perangkat yang Berbeda
Otoritas Domain (Domain Authority)
Kecepatan Pemuatan Halaman (Page Speed)
Konten Utama (Body Content)
Keahlian, Otoritas, dan Kepercayaan (E-A-T)
Faktor-faktor Penyebab Anomali Iklim
Ada empat faktor dominan yang menjadi penyebab anomali iklim, yaitu Sea Surface Temperature (SST) NINO, arah angin, beda tekanan udara permukaan di Darwin dan Tahiti, serta Indian Ocean Dipole (IOD). Masih mengutip dari laman Pertanian, berikut penjelasannya masing-masing:
Pemanasan suhu permukaan laut di daerah tropis di Samudera Pasifik selatan. Ini merupakan hasil interaksi antara lautan dan atmosfer yang kompleks dan tak beraturan. Dampaknya berkaitan dengan terjadinya kekeringan di suatu wilayah dan pendinginan di wilayah lain.
Seperti di wilayah Indonesia, terjadinya musim kemarau yang kering dan panjang berkaitan dengan fenomena El Nino. Sedangkan terjadinya musim hujan (curah hujan di atas rata-rata) karena pendinginan di tropis Pasifik ini berkaitan dengan fenomena La Nina.
Pada saat El Nino terjadi, angin pasat tenggara melemah yang menyebabkan arus laut akan bergerak dari barat ke timur, sehingga kolam air hangat di Samudera Pasifik barat akan bergerak ke arah timur. Akibatnya akan menyebabkan pergerakan daerah konveksi awan hujan. Sehingga daerah awan hujan akan bergerak ke bagian timur.
Sebaliknya, pada saat La Nina terjadi, angin pasat tenggara berhembus sangat kuat di Pasifik dan membawa uap air yang banyak. Pada saat ini terjadi, maka sebagian besar wilayah Indonesia akan mendapat curah hujan di atas rata-ratanya.
Perbedaan tekanan antara Darwin dan Tahiti merupakan salah satu indikator untuk mengetahui terjadinya El Nino atau La Nina. Perbedaan tekanan ini disebut sebagai Indeks Osilasi Selatan (Southern Oscillation Index/SOI). Kuat-lemahnya Osilasi Selatan diukur dari selisih tekanan udara antara Darwin dengan Tahiti.
Osilasi selatan juga merupakan hal yang sangat berperan pada variabilitas musim pada skala antartahunan. Setiap tahun, sirkulasi tropis bergerak ke utara dan selatan hingga menimbulkan apa yang disebut sebagai musim kemarau, musim hujan serta periode transisi di antara kedua musim tersebut.
Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena kopel antara atmosfer dan lautan. Ini menggambarkan angin pasat yang bertiup lebih kuat sehingga mengakibatkan pergerakan air laut yang dominan ke arah timur dan kolam air di Samudera Hindia Timur memiliki anomali suhu (lebih dingin) yang rendah, sementara di Samudera Hindia Barat memiliki anomali suhu yang tinggi (lebih panas). IOD dikatakan cukup besar pengaruhnya pada kondisi hujan di Indonesia.
Simak juga 'Saat Anomali Hamparan Bunga di Gurun Atacama Chili Imbas El Nino':
[Gambas:Video 20detik]
Algoritma Google adalah serangkaian sistem dan aturan yang digunakan oleh mesin pencari Google untuk menentukan peringkat halaman web dalam hasil pencarian. Setiap kali pengguna melakukan pencarian, algoritma ini bekerja untuk menilai dan memilih halaman web yang paling relevan dan berkualitas untuk ditampilkan di halaman hasil pencarian (SERP, atau Search Engine Results Page).
Algoritma Google sangat kompleks dan terdiri dari berbagai faktor yang terus diperbarui agar tetap relevan dengan kebutuhan pengguna. Beberapa faktor utama yang diperhatikan oleh algoritma Google meliputi:
Google secara teknis mengevaluasi relevansi konten di halaman web dengan kata kunci yang dicari oleh pengguna. Google menggunakan beberapa elemen di halaman web yang menjadi sinyal utama untuk menentukan seberapa cocok konten tersebut dengan pencarian pengguna. Elemen-elemen ini meliputi:
Popularitas dan Otoritas
Popularitas dan Otoritas adalah faktor kunci yang diperhitungkan oleh Google dalam menentukan peringkat sebuah halaman web di hasil pencarian. Google menganggap bahwa situs yang memiliki banyak backlink berkualitas dari situs-situs otoritatif dan terpercaya lebih layak mendapatkan peringkat tinggi. Berikut adalah aspek teknis dari faktor popularitas dan otoritas:
Performa Keseluruhan di Core Web Vitals
Google secara teknis mengevaluasi pengalaman pengguna (UX) melalui berbagai metrik yang melibatkan kecepatan pemuatan halaman, responsivitas mobile, keamanan HTTPS, dan kemudahan navigasi. Semakin baik UX suatu situs, semakin tinggi kemungkinan situs tersebut mendapatkan peringkat yang lebih baik di hasil pencarian. Semua faktor ini berkontribusi pada pengalaman pengguna yang positif, yang pada akhirnya meningkatkan SEO situs secara keseluruhan.
Social Signals dan Citations
Google memperhitungkan popularitas dan otoritas halaman web melalui analisis kualitas, kuantitas, dan relevansi backlink. Semakin banyak backlink berkualitas tinggi dari situs otoritatif yang relevan dengan konten Anda, semakin besar peluang halaman Anda mendapatkan peringkat yang baik. Namun, strategi membangun backlink harus etis dan alami, menghindari tautan tidak wajar atau spam, untuk menjaga reputasi situs di mata Google.